"Dulunya Kubangan Kerbau, Sekarang Mulus Berlapis Beton"

REDAKSIRIAU.CO, DEMAK,- Siapa sangka, jalan di Kabupaten Demak bisa berubah mulus seperti sekarang. Dulu, sekitar 15 tahun silam, jalan kabupaten yang berfungsi sebagai penghubung antar-kecamatan, kondisinya rusak parah, dan berlubang hingga mirip kubangan untuk mandi kerbau. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akses jalan yang memadai semakin mendesak. Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak bekerja ekstra keras untuk membangun, dan memperbaiki infrastruktur jalan. Pelan tapi pasti, jalan-jalan di Kota Wali itu pun mulai digarap. Diawali dengan proyek betonisasi jalan berlubang pada tahun 2004. Program perbaikan jalan itu tak berhenti, meski tampuk pemerintahan terus menerus berganti. Tongkat estafet program betonisasi terus berlanjut dengan pengawasan ketat oleh mereka yang tengah mengendalikan roda pemerintahan selama lebih dari satu dekade. Kini, pada usia Demak yang ke 514 tahun, di bawah kepemimpinan Bupati M Natsir dan wakilnya Joko Sutanto, betonisasi makin gencar digalakkan. Sejak mulai diimplementasikan, dari total jalan kabupaten sepanjang 426,51 kilometer, Pemkab Demak telah memperbaiki jalan sepanjang 408,95 kilometer. "Dulunya kubangan kerbau, sekarang mulus berlapis beton," kata Wakil Bupati Demak, Joko Sutanto, kepada KompasProperti, Jumat ( 24/3/2014 ). Kondisi jalan yang mulus, kata Joko, memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian. Para pengusaha komoditas bumi bisa mengangkut hasil panennya langsung dari sawah mereka, karena kendaraan bisa masuk hingga ke areal-areal pertanian. Selain akses jalan desa yang sudah mulus, juga ditunjang adanya Jalan Usaha Tani (JUT). Hal itu tentunya mempermudah pengangkutan hasil bumi dan menekan biaya transportasi sehingga pendapatan bisa lebih maksimal. Tingkat perekonomian masyarakat pun berubah, setingkat lebih maju. Kini masyarakat sudah mulai berani merambah sektor lain, selain kebutuhan pokok pangan dan sandang. Karena untuk kebutuhan makan, dan sandang sudah tercukupi, warga mulai memikirkan papan. Rumah-rumah yang tadinya tak terurus kini mulai ditata ulang berkat pendapatan yang makin meningkat. "Dulu jalannya jelek, rumah warga juga jelek. Setelah jalanya bagus, rumahnya juga bagus bagus," tutur Joko. Menurutnya, perkembangan Demak sangat luar biasa, terlebih 95 persen jalan kabupaten sudah dibeton dan tinggal pelebaran dari 4 meter menjadi 6-7 meter. "Jalan sepanjang 408,95 kilometer itu, kira kira menghubungkan Demak-Jakarta. Tinggal bagaimana meningkatkan nilai jualnya," jelasnya. Bukan hanya di pusat kota, proyek betonisasi juga diimplementasikan di daerah terpencil, seperti Jalan Raya Banyumeneng yang menghubungkan Kabupaten Demak dengan wilayah Kabupaten Semarang. Jalan di wilayah perbatasan yang sudah bagus dan mulus itu, semakin mempermudah dan memperlancar akses transportasi warga. "Saya kalau pergi ke Solo atau Jogya, ya lewat jalan Banyumeneng itu, karena waktu tempuh lebih pendek," cetus Joko. Banyak manfaat Manfaat infrastuktur jalan yang bagus, dirasakan segenap lapisan masyarakat. Farodli (58), misalnya, petani asal Desa Wonoketingal, Kecamatan Karanganyar, Demak, itu mengaku kehidupan petani sekarang lebih baik jika dibandingkan sepuluh tahun silam. Ini karena akses ke sawah lebih mudah. Jalan beton tersebut juga berpengaruh terhadap peningkatan dan kualitas produksi padi. Dulu, ketika panen tiba, petani tidak bisa langsung mengangkutnya ke rumah karena terkendala akses transportasi. Bahkan untuk membawa hasil bumi ke kampungnya, petani harus bersusah payah mengangkutnya menggunakan perahu dan melewati avour (saluran irigasi). "Dulu, kalau mau mengangkut hasil panen, harus menunggu selama lima hari. Tapi sekarang, begitu panen, langsung bisa diangkut ke rumah karena akses jalan sudah bagus," kata Farodhi. Ketika itu, untuk biaya angkut dari sawah ke tempat penggilingan padi yang berada di wilayah Demak kota dan sekitarnya. sekitar Rp 200.000-Rp 300.000 untuk satu truk bermuatan 5-6 ton gabah

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...